A . Model
Pertukaran Sosial Dan Analisis
Transaksional
1.
Pertukaran
Sosial
Teori pertukaran merupakan pengembangan ilmu
psikologi perilaku, antropologi dan menggunakan ilmu ekonomi untuk menjelaskan
interaksi manusia dalam hubungan ganjaran dan manfaat. Pertukaran ekonomi
berasal dari Adam Smith pada abad 18 dengan buku “The Wealth of Nations” yang
menjelaskan bahwa sumber daya nasional berasal dari fungsi kekuatan pasar tanpa
intervensi dari pemerintah.
Antropolog
Bronislaw Malinowski yang pertama membedakan antara pertukaran sosial dan
ekonomi. Formulasinya adalah motivasi perilaku sosial yang merupakan dasar dari
kebutuhan psikologi tidak hanya murni dari merupakan sosial merupakan “reduksi
psikologi terbatas”. Beberapa proposisinya antara lain:
- Tindakan akan lebih banyak
apabila ada ganjaran (reward) dan lebih sedikit apabila tidak ada
ganjaran (reward).
- Tindakan berdasarkan
persepsi besarnya ganjaran (reward).
- Senang atau tidak hasil dari
sesuatu yang tidak terduga bersumber dari ada tidaknya ganjaran yang
diberikan.
2.
Pengertian analisis transaksional
Kata transaksi selalu mengacu pd proses
pertukaran dlm suatu hubungan. Dlm komunikasi antar pribadi juga dikenal
transaksi à yg dipertukarkan adalah pesan-pesan, baik verbal maupun non verbal.
Analisis transaksional adalah suatu model
analisis komunikasi dimana seseorang menempatkan dirinya menurut posisi
psikologi yg berbeda (Eric Berne’s, Stuart Sundeen, 1995
3.
Menjelaskan pembentukan kesan dan ketertarikan interpersonal dalam
memulai hubungan
Pembentukan kesan dan Ketertarikan Interpersonal dalam memulai
hubungan. Adapun tahap-tahap dalam hubungan
interpersonal yakni meliputi :
1. Pembentukan
Tahap ini
sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan
hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang
permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi
dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya
identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa ada kesamaan,
mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang
dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan
keluarga dan sebagainya.
Menurut
Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada
tujuh kategori, yaitu:
a) Informasi
demografis.
b) Sikap dan pendapat
(tentang orang atau objek).
c) Rencana yang
akan datang.
d) Kepribadian.
e) Perilaku pada
masa lalu.
f) Orang lain
serta,
g) Hobi dan minat.
2. Peneguhan
Hubungan
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat
statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan
interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan
keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini,
yaitu:
a) Keakraban
(pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang antara komunikan dan komunikator).
b) Kontrol
(kesepakatan antara kedua belah pihak yang melakukan komunikasi dan menentukan
siapakah yang lebih dominan didalam komunikasi tersebut).
c) Respon yang
tepat (feedback atau umpan balik yang akan terima jangan sampai komunikator
salah memberikan informasi sehingga komunikan tidak mampu memberikan feedback
yang tepat).
d) Nada emosional
yang tepat (keserasian suasana emosi saat komunikasi sedang berlangsung).
3. Hubungan Peran
Model
Peran
Menganggap
hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus
memerankan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan
interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan
peranannya.
Konflik
Konflik
Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena
pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara duaorang
yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal
ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi.
Karena
konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota
organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan
organisasi tersebut.
Adequancy
Peran dan Autentisitas dalam Hubungan Peran
Kecukupan
perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada
preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang menerangkan apa yang
individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat
memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut
peran-peran tersebut.
4.
Intimasi dan Hubungan Pribadi
Sebagai konsekuensi adanya daya tarik
menyebabkan interaksi sosial antar individu menjadi spesifik atau terjalin
hubungan intim. Orang-orang tertentu menjadi istimewa buat kita, sedangkan
orang lain tidak. Orang-orang tertentu menjadi sangat dekat dengan kita,
dibandingkan orang lain. Adapun bentik intim terdiri dari persaudaraan,
persahabatan, dan percintaan. Lebi h jauh mengenai bentuk-bentuk hubungan intim
tersebut daoat dijelaskan pada bagian berikut :
1.Persaudaraan
Hubungan intik ini didasarkan pada hubungan
darah. Hunungan intim interpersonal dalam persaudaraan terdapat hubungan inti
ssperti dalam keluarga kecil. Pada persaudaraan itu didlamnya terkandung
proximitas dan keakraban.
2.Persahabatan
Persahabatan biasanya terjadi pada dua
individu yang didasarkan pada banyak persamaan. Utamanya persamaan usia.
Hubungan dalam persahabatan tidak hanya sekedar teman, lebih dari itu diantara
mereka terjalin interaksi yang sangat tinggi sehingga mempunyai kedekatan
psikologis. Indikasi atau tanda-tanda bila dalam hubungan interpersonal terjadi
persahabatan yaitu: sering bertemu, merasa bebas membuka diri, bebasmenyatakan
emosi, dan saling tergantung diantara mereka.
3.Percintaan
Persahabatan antar pria dan wanita bisa
berubah mejadi cinta, jika dua individu itu merasa sebagai pasangan yang
potensial seksual. Dalam suatu persahabatan, dapat melahirkan satu proses yang
namanya jatuh cinta. Hal ini terjadi karena ada dua perbedaan mendasar antara
persahabatan dan cinta.
5.
Intimasi dan Pertumbuhan
Untuk bertumbuh dalam keintiman, yang
terutama adalah cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta .
Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain.
Keintiman adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses
membuka topeng kita kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi
lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara
utuh kepada pasangan kita.
Keinginan setiap pasangan adalah menjadi
intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh
pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi
kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan dukungan ada
didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka
terhadap pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena :
(1)
Kita tidak mengenal dan tidak menerima siapa diri kita secara utuh.
(2)
Kita tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan.
(3)
Kita tidak percaya pasangan kita sebagai orang yang dapat dipercaya untuk
memegang rahasia.
(4)
Kita dibentuk menjadi orang yang berkepribadian tertutup.
(5)
Kita memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus.
B . Cinta
dan Perkawinan
Memilih
pasangan atau jodoh bukan hal yang sulit jika tahu rumusnya dan akan menjadi
sulit jika tidak mengetahui rumusnya. Melakukan istikharoh bagi yang muslim
perlu dilakukan agar dipilihkan yang terbaik oleh yuhan. Tapi apakah kita tidak
bisa menetapkan pasangan kita sendiri? mungkin bisa tetapi tidak bisa akurat
seperti yang sudah terlebih dahulu pengalaman.
Pertama
Tuhan adalah penguasa dan pemilik serta penentu jodoh kita. Hanya dia yang bisa
menjadi pemilih yang sempurna dan paling tahu tentang calon pasangan kita. Maka
kedua adalah orang-orang yang dekat dengan tuhan yang bisa menentukan pasangan
yang baik untuk dipilih. ketiga dimiliki oleh orang tua kita karena faktore
kasih sayang dan kesungguhannya kepada kita sehingga sangat serius untuk
memilihkan kita. Bagaimana dengan diri sendiri ? kadang tidak bisa diandalkan
karena kurangnya pengalaman, atau memilih karena nafsu,emosi dan kepentingan
lain bukan kepentingan abadi.
Beanikah
kita menyerahkan pilihan kita kepada orang yang lebih tahu luar dan dalam serta
pengalaman hidup yang cukup ? berusaha menjadikan kita pantas mendapatkan
pasangan yang memang cocok dengan pengertian orang baik akan bertemu orang baik
itu cocok dan yang jelek hatinya akan bertemu dengan yang jelek juga. Serahkan
kepada tuhan dan berusaha taat dan memantaskan diri sendiri. Menjadi orang yang
dekat kepada tuhan akan menjadikan diri kita beruntung
- Seluk beluk hubngan dalam
perkawinan
- Fase
bulan madu.
Fase ini merupakan periode ideal dalam
pernikahan. Pasangan cenderung memiliki perasaan positif. Hubungan pun selalu
romantis. Pasangan selalu membicarakan berbagai hal yang belum pernah mereka
bahas sebelumnya. Pasangan menikah saling memahami dan menghargai pandangan
masing-masing. Pada fase inilah pasangan merasakan jatuh cinta yang mendalam,
sehingga sikap mereka pun cenderung lebih toleran, fleksibel, terhadap
pasangannya. Pasangan menjadi prioritasnya. Sehingga anggapan bahwa cinta
mengalahkan segalanya, berlaku pada fase ini. Kalau pun muncul konflik,
pasangan menikah di tahapan bulan madu ini akan fokus menjadi solusi. Fase ini
berlangsung antara enam bulan hingga dua tahun.
- Fase
penyesuaian.
Fase ini paling menantang dalam hubungan
pernikahan. Pasangan menikah tak lagi melihat dirinya masing-masing sebagai
partner. Konflik dalam hubungan umumnya terjadi seputar masalah seks, intimasi,
uang, rasa aman, dan masalah anak.
Psikolog Azin Nasseri mengatakan, “Tingginya angka perceraian lebih banyak berkaitan dengan cara pasangan menghadapi konflik. Kurangnya kemampuan dan pengetahuan mengenai cara membangun hubungan yang sehat. Termasuk cara memahami dinamika cinta yang alami terjadi.”
Kalau saja pasangan mampu dan berkomitmen mengatasi konflik yang membuat mereka merasa kesepian, juga memutuskan untuk mengatasi rasa takit, marah dan penolakan, mereka bisa melewati fase ini lebih baik. Pasangan pun akan memiliki komitmen baru dalam hubungan, dan memiliki apresiasi lebih tinggi juga cinta pada pasangannya.
Psikolog Azin Nasseri mengatakan, “Tingginya angka perceraian lebih banyak berkaitan dengan cara pasangan menghadapi konflik. Kurangnya kemampuan dan pengetahuan mengenai cara membangun hubungan yang sehat. Termasuk cara memahami dinamika cinta yang alami terjadi.”
Kalau saja pasangan mampu dan berkomitmen mengatasi konflik yang membuat mereka merasa kesepian, juga memutuskan untuk mengatasi rasa takit, marah dan penolakan, mereka bisa melewati fase ini lebih baik. Pasangan pun akan memiliki komitmen baru dalam hubungan, dan memiliki apresiasi lebih tinggi juga cinta pada pasangannya.
- Fase
kekosongan.
Fase ini menandai hari jadi pernikahan ke-20.
Pasangan menikah secara perlahan melepas tanggung jawabnya mengasuh anak.
Anak-anak mulai beranjak dewasa, bahkan mulai bisa hidup mandiri. Pada periode
ini, pasangan menikah mulai memikirkan apa yang ingin dilakukan bersama
menikmati kehidupan berikutnya.
- Penyesuaian dan pertumbuhan dalam perkawinan
- Definisi Penyesuaian Diri
Dalam istilah psikologi, penyesuaian disebut dengan istilah
adjusment. Adjustment merupakan suatu hubungan yang harmonis dengan lingkungan
fisik dan sosial (Chaplin, 2000: 11). Manusia dituntut untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan sosial, kejiwaan dan lingkungan alam sekitarnya.
Penyesuaian diri merupakan proses yang meliputi respon mental
dan perilaku yang merupakan usaha individu untuk mengatasi dan menguasai
kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, frustasi, dan
konflik-konflik agar terdapat keselarasan antara tuntutan dari dalam dirinya
dengan tuntutan atau harapan dari lingkungan di tempat ia tinggal.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya.
- Definisi Pertumbuhan
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif
pada materil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan
kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi
ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi
luas, dan lain lain. (Drs. Wasty Soemanto, M.Pd, 1998 : 44)
- Pengertian pertumbuhan personal
Manusia merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut
individu apabila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi
mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang
manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan
sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku
spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk,
akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang
panjang.
Terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap
karena pengaruh baik dari pengalamaan atau empire luar melalui panca indra yang
menimbulkan pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan
reflexions.
- Menjelaskan
perceraian dan pernikahan kembali
Pengertian Perceraian
adalah cerai hidup antara pasangan suami istri sebagai akibat dari kegagalan
mereka menjalankan obligasi peran masing-masing. Dalam hal ini perceraian
dilihat sebagai akhir dari suatu ketidakstabilan perkawinan dimana pasangan
suami istri kemudian hidup terpisah dan secara resmi diakui oleh hukum yang berlaku
(Erna, 1999). Perceraian merupakan
terputusnya keluarga karena salah satu atau kedua pasangan memutuskan untuk
saling meninggalkan sehingga mereka berhenti melakukan kewajibannya sebagai
suami istri. Perceraian bagi anak
adalah “tanda kematian” keutuhan keluarganya, rasanya separuh “diri” anak telah
hilang, hidup tak akan sama lagi setelah orang tua mereka bercerai dan mereka
harus menerima kesedihan dan perasaan kehilangan yang mendalam. Contohnya, anak
harus memendam rasa rindu yang mendalam terhadap ayah/ibunya yang tiba-tiba
tidak tinggal bersamanya lagi. Pernikahan kembali maksudnya adalah suami istri
yang sudah bercerai atau bepisah, kembali bersatu lagi atau istilahnya disebut
Rujuk.
- Menjelaskan
Alternatif Selain Pernikahan
Paradigma terhadap lajang cenderung memojokkan. pertanyaannya
kapan menikah?? Ganteng-ganteng kok ga menikah? Apakah Melajang Sebuah
Pilihan??
Ada banyak
alasan untuk tetap melajang. Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup,
kesibukan pekerjaan yang menyita waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang
cocok, biaya hidup yang tinggi, perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan
lainnya membuat seorang memilih untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk
menikah kini semakin bergeser, apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti
karir juga ikut berperan dalam memperpanjang batasan usia seorang untuk menikah.
Keputusan untuk melajang bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah pilihan.
Itulah sebabnya, banyak pria dan perempuan yang memilih untuk tetap hidup
melajang.
Persepsi masyarakat terhadap orang yang melajang, seiring
dengan perkembangan jaman, juga berubah. Seringkali kita melihat seorang yang
masih hidup melajang, mempunyai wajah dan penampilan di atas rata-rata dan
supel. Baik pelajang pria maupun wanita, mereka pun pandai bergaul, memiliki
posisi pekerjaan yang cukup menjanjikan, tingkat pendidikan yang baik.
Alasan yang paling sering dikemukakan oleh seorang single adalah tidak ingin
kebebasannya dikekang. Apalagi jika mereka telah sekian lama menikmati
kebebasan bagaikan burung yang terbang bebas di angkasa. Jika hendak pergi,
tidak perlu meminta ijin dan menganggap pernikahan akan membelenggu kebebasan.
Belum lagi jika mendapatkan pasangan yang sangat posesif dan cemburu.