A. Terapi Kelompok
1.
Konsep dasar pandangan Terapi Kelompok tentang kepribadian
Institut
Tavistock di London (1930), dengan dasar teori psikoanalisisnya Melani Klein
mengembangkan proses kelompok dalam membantu memecahkan problematika
Samuel
Slavson (1930), seorang engineer, melakukan terapi aktivitas kelompok dan
mendorong anggotanya dalam berinteraksi menyelesaikan konflik, impuls dan pola
perilaku.Slavson (1943), mengorganisasikan Asosiasi Terapi Kelompok America.
Slavson
(1964) menerapkan teknik terapi kelompok dengan pendidikan progresif dan
psikoanalisis, untuk membantu anak2 dan remaja yang mengalami gangguan.
2.
Unsur-unsur Terapi
-
Munculnya gangguan
Muncul dua aliran yang berbeda yang
mencakup gambaran tentang proses terapi kelompok. Satu aliran memusatkan pada
peraturan para anggota dan pemimpin, sementara aliran lainnya memeriksa dengan
menggunakan kerangka kerja teoritis untuk memimpin kelompok .
-
Tujuan Terapi
a. Menjadi
lebih terbuka dan jujur terhadap diri sendiri dan orang lain
b. Belajar
mempercayai diri sendiri dan orang lain
c. Berkembang
untuk lebih menerima diri sendiri
d. Belajar
berkomunikasi dengan orang lain
e. Belajar
untuk lebih akrab dengan orang lain
f. Belajar
untuk bergaul dengan sesama atau lawan jenis
g. Belajar
untuk memberi dan menerima
h. Menjadi
peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain
i. Meningkatkan
kesadaran diri, sehingga akan merasa lebih bebas dan tegas dalam memilih.
-
Peran Terapis
Yang terpenting dalam konseling/terapi
kelompok adalah konselor/terapis harus mempunyai dasar teori dan terlatih untuk
memimpin kelompok, karena dikuatirkan membuat lebih buruk keadaan.
3.
Teknik-teknik Terapi
1. Teknik yang melibatkan para anggota
2. Teknik yang melibatkan pemimpin
3. Menggunakan babak-babak terapeutik
4. Teknik sesekali membantu lebih dari
satu anggota
5. Teknik untuk bekerja dengan Individu
secara tidak langsung
6. Teknik yang menyebabkan para anggota
berbagi pada tingkat lebih pribadi
B. Terapi
Keluarga
1.
Konsep dasar pandangan terapi keluarga tentang kepribadian
Dengan penekanan pada
konstelasi keluarga, holisme, dan kebebasan terapis untuk berimprovisasi,
Pendekatan Adler memberikan kontribusi dasar pada perspektif terapi keluarga.
Adlerians bekerja dengan fokus keluarga pada suasana kekeluargaan, konstelasi
keluarga, dan tujuan interaktif dari setiap anggota (Bitter, Roberts, &
Sonstegard, 2002). Suasana keluarga adalah iklim yang mencirikan hubungan
antara orang tua dan sikap mereka terhadap kehidupan , peran gender,
pengambilan keputusan, persaingan, kerjasama, menghadapi konflik,
tanggungjawab, dan sebagainya. Suasana, termasuk menyediakan model peran orang
tua, mempengaruhi anak-anak saat mereka tumbuh dewasa. Proses terapi berusaha
untuk meningkatkan kesadaran tentang interaksi individu-individu dalam sistem
keluarga. Mereka yang mempraktekkan terapi keluarga Adlerian berusaha untuk
memahami tujuan, keyakinan, dan, perilaku, setiap anggota keluarga dan keluarga
sebagai entitas dalam dirinya sendiri.
2.
Unsur-unsur Terapi
-
Munculnya gangguan
Peran serta keluarga dlm perawatan
klien gangguan jiwa. Keluarga merupakan tempat dimana individu memulai hubungan
interpersonal dg lingkungannya.
Keluarga dipandang sbg satu sistem
sehingga gangguan yg tjd pd salah satu anggota dpt mempengaruhi sistem,
disfungsi dlm keluarga dpt sbg penyebab gangguan.
-
Tujuan Terapi
a. Menurunkan
konflik kecemasan keluarga
b. Meningkatkan
kesadaran keluarga thd kebutuhan masing-masing anggota keluarga
c. Meningkatkan
kemampuan penanganan thd krisis
d. Mengembangkan
hubungan peran yg sesuai
e. Membantu keluarga
menghadapi tekanan dari dlm maupun dari luar anggota keluarga
f. Meningkatkan
kesehatan jiwa keluarga sesuai dg tingkat perkembangan anggota keluarga
-
Peran Terapis
1. Merawat klien secara utuh :
observasi stress emosi klien & keluarga
2.
Mengkaji fungsional & disfungsional keluarga
3.
Teknik-teknik Terapi
-
Model teoritik
digunakan oleh terapis untuk mengevaluasi, diagnosis, dan
mengubah hubungan keluarga.
-
Terapi memahami
keluarga secara terpisah dan hak tersebut sebagai
tanggungjawab dalam melakukan
intervensi terapeutik
- Gaya, kepribadian,
dan nilai yang dimiliki seorang terapis.
- Lapangan atau
cakupan terapi keluarga
C.
Terapi Bermain
1.
Konsep dasar pandangan terapi bermain tentang kepribadian
Terapi permainan merupakan terapi
kejiwaan namun dalam pelaksanaannya faktor ekspresi-gerak menjadi titik tumpuan
bagi analisa terapeutic dengan medianya adalah bentuk-bentuk permainan yang
dapat menimbulkan kesenangan, kenikmatan dan tidak ada unsur paksaan serta
menimbulkan motivasi dalam diri sendiri yang bersifat spontanitas, sukarela dan
mempunyai pola atau aturan yang tidak mengikat.
2.
Unsur-unsur Terapi
-
Munculnya gangguan
Permainan merupakan suatu kesibukan
yang ada dalam kehidupan sehari-hari dari diri anak berkebutuhan khusus
dan berguna bagi dirinya dalam kehidupannya yang mandiri kelak.
-
Tujuan Terapi
a.
Fisik meliputi perkembangan kekuatan organ tubuh, peningkatan ketahanan
otot-otot dan organ tubuh, pencegahan dan perbaikan sikap tubuh yang kurang
baik.
b.
Intelektual meliputi kemampuan berkomunikasi, menghitung angka dalam suatu
permainan sehingga dapat dikatakan menang atau kalah dll.
c.
Emosi : penerimaan atas pimpinan orang lain, bagaimana ia memimpin dll.
d.
Sosialisasi : bagaimana dapat bermain bersama, meningkatkan hubungan yang sehat
dalam kelompok.
-
Peran Terapis, dalam
pendidikan ;
a.
Sarana pencegahan : tidak menambah permasalahan baru dan menghmbat proses
belajarnya.
b.
Sarana penyembuhan : dapat disembuhkan atau dilatih sebagai sarana belajar
melalui bentuk-bentuk permainan yang ber7an mengembalikan fungsi
fisik,psiko-terapi,modifikasi perilaku, mengembangkan fungsi sosial, melatih
bicara, mempertajam atau latihan visual, latihan auditif, latihan taktil, dll.
c.
Sarana penyesuaian diri : anak-anak sulit beradaptasi, oleh karena itu dilatih
bekelompok dalam permainan.
d.
Sarana untuk mengembangkan ketajaman penginderaan : untuk menjernihkan
penglihatan (visual) misal ; permainan warna, bentuk, jarak dll.
e.
Sarana mengembangkan kepribadian : anak dapat bergerak dengan bebas dan aktif
melakukan berbagai kegiatan dengan perasaan gembira dan menyenangkan.
f.
Sarana untuk latihan aktifitas sehari-hari : permainan memasak, berdagang,
rumah-rumahan dll.
3.
Teknik-teknik Terapi
Penggunaan terapi bermain sebagai
teknik psikoterapi.
1.
Nilai Terapiutik dari Permainan
2.
Kepada Siapa Terapi Bermain Diberikan
3.
Prosedur dalam Terapi Bermain.
4.
Hal Penting Sesudah Terapi Bermain.
Sumber :