1. Mengubah Sikap Terhadap Pekerjaan
Sikap (attitude)
merupakan salah satu bahasan yang menarik dalam kajian psikologi, karena sikap
sering di gunakan untuk meramalkan tingkah laku, baik tingkah laku perorangan;
kelompok; bahkan tingkah laku suatu bangsa. Salah satu hal yang menarik dari
perilaku manusia yang membuatnya menjadi kompleks adalah sifat deferensial.
Seseorang dapat berespon tertentu dalam menghadapi stimulus atau objek pada
suatu saat, tetapi dapat pula berespon yang lain pada saat yang berbeda.
A. Definisi nilai pekerjaan
Pandangan konservatif
menyatakan bahwa kerja jasmaniah itu adalah bentuk hukaman yang di timpakan
pada manusia sebagai akibat dari dosa-dosanya; sehingga orang yang berakal sehat
harus bekerja giat untuk mempertahankan eksistensi diri sendiri dan
keluarganya. Sehubungan dengan kondisi pekerjaan, di pikirkan untuk mengadakan
perbaikab-perbaikan terhadap kondisi-kondisi kerja yang mendorong orang untuk
menyukai pekerjaan.
Pandangan yang menyatakan bahwa kebanyakan orang tidak menyukai pekerjaan, sudah banyak mengalami modfikasi pada zaman modern sekarang. Di akui bahwa banyak orang, misalnya buruh profesional, para ahli, seniman-seniman dan juru-juru yang mempunyai keahlian tinggi – bersungguh-sungguh mencitai pekerjaannya. Sedang insentif dan satu-satunya motivasi kerjanya mungkin berupa “kesejahteraan umum” atau rasa puas-bangga, atau aktivitas keja itu sendiri.
Pandangan yang menyatakan bahwa kebanyakan orang tidak menyukai pekerjaan, sudah banyak mengalami modfikasi pada zaman modern sekarang. Di akui bahwa banyak orang, misalnya buruh profesional, para ahli, seniman-seniman dan juru-juru yang mempunyai keahlian tinggi – bersungguh-sungguh mencitai pekerjaannya. Sedang insentif dan satu-satunya motivasi kerjanya mungkin berupa “kesejahteraan umum” atau rasa puas-bangga, atau aktivitas keja itu sendiri.
B. Yang di cari dalam pekerjaan
·
Menafkahi
keluarga
·
Mencari
pengalaman
·
Mengasah
keahlian dan ketrampilan
·
Mencari
status untuk mengikat seseorang pada individu lain serta masyarakat
·
Mencari
kesenangan dan arti tersendiri bagi kehidupan seorang individu
C. Fungsi psikologis dari pekerjaan
Kerja mulai dipahami sebagai tempat
sosial dimana manusia menggunakan bakat-bakat yang dimiliki untuk melayani
sesama, tidak lagi semata-mata dalam rangka memenuhi kebutuhan finansial
keluarga. Manusia mulai sadar memiliki kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi
secara mandiri sehingga dirasakan perlunya komunitas yang didalamnya
orang-orang saling bergantung. Setiap orang harus mempergunakan bakat yang
dimilkinya untuk melayani orang lain, demikian pula sebaliknya. Sehingga,
secara bersama-sama setiap orang membangun masyarakat sebagai suatu sistem yang
saling mendukung. Dengan kosep kerja seperti ini, kita kemudian berpikir
tentang dua hal mendasar bagaimana memilih suatu pekerjaan. Pertama, pekerjaan
dipilih berdasarkan minat dan bakat yang kita miliki. Meskipun terdengar
sederhana, namun faktanya menemukan minat dan bakat adalah suatu proses yang
sulit karena kita lahir tanpa membawa rincian tentang ketertarikan dan kemampuan
bawaan.
2. Proses Dalam Memilih
Pekerjaan
Proses perkembangan dalam pemilihan pekerjaan bagi individu
dijelaskan oleh Donald Super. Perkembangan pemilihan karier pekerjaan dibagi
menjadi lima tahap, yaitu :
a. Cristalization
a. Cristalization
Individu berusaha mencari berbagai
bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan formal dan nonformal
untuk persiapan masa depan hidupnya.
b. Spesification
b. Spesification
Individu akan meneruskan
pendidikannya pada jenjang khusus yang sesuai dengan minat-bakatnya. Masa
spesifikasi ini lebih mengarah pada jalur pendidikan yang menjurus pada taraf
professional atau keahlian.
c. Implementation
c. Implementation
Individu mulai menerapkan pengetahuan
dan keterampilan yang telah diperoleh pada masa sebelumnya, secara nyata dalam
kehidupan sehari-hari sesuai dengan bidang keahlian atau profesi nya. Misalnya
setelah ia lulus dalam pendidikan psikologi nya ia berprofesi sebagai seorang
psikolog.
d. Stabilization
d. Stabilization
Individu menekuni bidang profesinya
sampai benar-benar ahli di bidangnya sehingga individu dapat mencapai prestasi
puncak. Taraf ini ditandai dengan prestasi individu menduduki posisi penting, misalnya
direktur perusahaan,dsb.
e. Consolidation
e. Consolidation
Setelah mencapai puncak karier,
individu mulai memikirkan kembali sesuatu yang telah dilakukan selama ini baik
yang berhasil maupun yang gagal.
• Fase-fase
dan identitas pekerjaan
Fase-fase dalam pekejaan adalah Orang
denderung mengidentifikasi dengan apa yang mereka lakukan. Bagaimana seiring
kalian mendengar seseorang memperkenalakan dirinya dengan berkata “saya bekerja
untuk IBM” atau “ saya seorang suster”. Studs Tarket (1972) menemukan bahwa pekerjaan
mereka membosankan,pekerjaan mekanis yang sering membuat mereka merasa menjadi
“mekanik”, atau “robot”. Dilain pihak, mereka tertarik pada tantangan dan
pemenuhan pekerjaan pada seni atau profesi yang menunjukan tujuan hidup mereka,
biasanya sebagai hasil dari pekerjaan yang mereka lakukan.
Fase remaja sangat penting untuk
dilalui oleh anak-anak karena akan memengaruhi masa depan mereka. Terutama
dalam hal bagaimana anak-anak mendeskripsikan siapa diri mereka serta bagaimana
mereka bersikap terhadap lingkungan mereka di masa depan. Jika anak-anak gagal
menjalani fase remaja dengan baik, maka tugas-tugas perkembangan mereka di fase
usia selanjutnya akan rentan terganggu.
Apalagi tugas perkembangan yang utama
dilakukan dalam fase remaja adalah untuk mencari identitas diri. Identitas diri
mencakup bagaimana seorang anak melihat diri mereka, bagaimana mereka menilai
kelebihan dan kekurangannya, bagaimana mereka menentukan bayangan sosok ideal
yang mereka ingin perankan, serta bagaimana mereka menentukan bayangan masa
depan yang mereka inginkan. Ketika anak-anak pada usia ini gagal mengetahui
siapa identitas mereka, maka mereka akan mengalami kebingungan yang akan rentan
berdampak pada tugas-tugas perkembangan mereka selanjutnya.
Proses mencari identitas diri juga
bukanlah suatu hal yang mudah. “Anak-anak harus mengeksplorasi diri mereka di
dalam lingkungan serta menghadapi tantangan lingkungan, sementara di waktu yang
bersamaan mereka juga mengalami perubahan-perubahan di aspek fisik, kognitif,
dan psikologis, yang membuat mereka harus beradaptasi,” lanjut Pustika. Proses
yang tidak mudah inilah yang membuat anak-anak kerap terkesan “labil”.
3. Memilih Pekerjaan Yang Cocok
3. Memilih Pekerjaan Yang Cocok
Dalam memilih pekerjaan yang cocok
dibutuhkan tes psikotes agar calon pekerja tidak salah dalam mengambil
pekerjaan. Tes psikotes disini juga akan menguntungkan kedua belah pihak,
seleksi yang kurang tepat akan menyebabkan kerugian besar baik karyawan maupun
perusahaan yang bersangkutan.Dari sisi pegawai, jika kita terseleksi dalam pekerjaan
yang kurang cocok dengan potensi psikologis yang kita miliki, akan timbul
ketidaknyamanan dalam bekerja, kurang termotivasi, bahkan dapat enimbulkan
stress kerja, yang pada akhirnya membuat kita keluar dari pekerjaan tersebut.
Oleh sebab itu kita membutuhkan psikotes untuk melihat sejauh mana potensi
psikologis kita agar tidak salah memilih pekerjaan. Sedangkan dari sisi
perusahaan, menemukan orang yang tepat merupakan upaya yang sangat sulit yang
selalu dihadapi. Dari sisi perusahaan, biaya seleksi dan pelatihan yang
dibutuhkan akan sangat mahal, tidak efisien, menurunkan motivasi, serta masih
ditambah biaya untuk seleksi dan pelatihan orang yang akan menggantikan
karyawan tersebut. Oleh sebab itu dari proses seleksi perusahaan mengadakan tes
psikotes untuk melihat potensi psikologis dan kepribadian sang calon karyawan
tersebut.
• Hubungan
karakteristik pribadi dan pekerjaan dalam memilih pekerjaan yang cocok
3.1 Karakteristik pribadi
3.1 Karakteristik pribadi
Sebuah awal yang bagus adalah memilih
ketertarikan apa yang kamu punya pada diri sendiri dan kemampuan. Kalian adalah
sebuah gabungan unik dari sifat pribadi, ketertarikan, keahlian dan harga.
Semakin baik yang kalian dapat ketahui mengenai diri kalian sendiri maka lebih
bijaksana dalam mengambil keputusan.
Apa yang paling membuat anda
tertarik. data atau sesuatu? pelajaran apa yang paling anda sukai di sekolah?
Kegiatan Ekstrakurikuler apa yang anda sukai? Bagaimana dengan kerja paruh
waktu? Coba temukan mengenai apa pekerjaan tersebut yang membuat mereka
tertarik kepada anda. Apakah itu kegiatanya sendiri? Atau orang-orang
didalamnya?
Bagaimana dengan kemampuan anda? Apa
pekerjaan terbaik yang anda bisa lakukan?yang paling anda kuasai? tidak peduli
berapa banyak kemampuan yang anda miliki. Penting untuk menyadari bahwa masing-masing
dari kita berkualitas untuk banyak kedudukan yang berbeda.tidak hanya satu.
Seperti olahraga athletic termasuk terbatas untuk sejumlah orang yang memiliki
otot dan keahlian. Jadi kebanyakan pekerjaan memerlukan hanya beberapa keahlian
spesifik atau karakteristik. Rahasianya terletak pada menemukan jenis pekerjaan
yang memerlukan kekuatan tertentu yang anda miliki.
Untuk memperluas kedua ketertarikan
dan bakat kalian akan berubah dengan pengalaman dan waktu. Penelitian sudah
menunjukkan kategori ketertarikan yang luas, seperti pada bidang obat-obatan.
teknik atau bisnis, tetap stabil dari para remaja.(Campbell,1971). Jika kalian
menyukai sesuatu pada saat anda belasan dan awal 20, kesempatan yang sama akan
kalian sukai pada tahun-tahun selanjutnya.
3.2 karakteristik pekerjaan
Sekali anda memulai menjelajahi
ketertarikan anda sendiri,kemampuan,dan nilai, kalian siap untuk mencari
pekerjaan yang cocok dengan karakteristik pribadi anda. Dengan lebih dari
20.000 pekerjaan yang berbeda untuk dipilih,ini bukanlah tugas mudah.
Untungnyam ada sumber buku untuk membati pencarian tersebut. Seperti yang
banyak digunakan Dictionary of Occupational (DOT) dan Occupational Outlook
Hand-book. Kedua buku direvisi secara teratur oleh pemerintah percetakan.
Sebagai tambahan, berbagai macam pekerjaan sudah teratur pada dasar keluarga
ataukelompok dari pekerjaan yang terkait. Masing-masing kelompok menunjukan
tokoh 9-1 berisi ratusan pekerjaan yang terdekat. Contohnya, bidang kesehatan
termasuk sejumlah besar pekerja kesehatan-dokter,perawat,apoteker, dokter
gigi,kebersihan gigi,hanya untuk beberapa nama. Ini sering membantu memilih 2
dari 3 pekerjaan kelompok yang kalian paling tertarikm dan mulai menelusuri
beberapa pekerjaan spesifik pada kelompoknya.
Sebuah perangkat yang membantu untuk
menemukan pekerjaan yang paling cocok untuk kamu adalah John Holland’s Self
Directied Search For Vocational Planning. Yang mana dapat dikelola sendiri. Ini
berdasarkan dari kenyataan bahwa manusia di bidang pekerjaan yang samasering
memiliki sifat yang mirip, ketertarikan dan kebiasaan dalam melakukan sesuatu.
Holland (1973) menggambarkan 6 dari jenis kepribadian bersama dengan lingkungan
kerja mereka yang baik. Setelah mencocokan sejumlah kegiatan, ketertarikan dan
perkiraan kemampuan anda sendiri, kalian menjumblahkan item untuk menemukan 3
jenis kepribadian yang paling menyerupai.kemudian pada pekerjaan yang terpisah
penemu buklet, kalian mencocokan berbagai jenis kepribadian digabungkan dengan
beberapa pekerjaan yang cocok. O’connel dan Sedlacek (1972) sudah menemukan
Self-Directed search lebih handal dan sedikit membantu untuk perencanaan
ketertarikan jurusan.
4. Waktu Luang
4. Waktu Luang
Waktu luang yang tersedia untuk
remaja dan orang dewasa di Jerman sekarang lebih banyak daripada yang tersedia
sepuluh tahun lalu rata-rata enam setengah jam per hari. Orang Jerman paling
suka menghabiskan waktu itu dengan berolahraga atau dengan mengikuti acara
budaya. Waktu yang dihabiskan penduduk Jerman di depan pesawat televisi atau
dengan mendengar radio lebih sedikit dibandingkan dengan kebanyakan negara OECD
lainnya. Tidak hanya pada orang jerman, banyak orang indonesia juga meluangkan
waktunya dengan bersantai, membaca buku, hiburan dan dengan cara yang positif
agar lebih fresh pikirannya dan lebih baik lagi setelah menggunakan waktu luang
yang sebaik-baiknya.
1.
Sukadji
(2000) melihat arti istilah waktu luang dari 3 dimensi. Dilihat dari dimensi
waktu, waktu luang dilihat sebagai waktu yang tidak digunakan untuk “bekerja”;
mencari nafkah, melaksanakan kewajiban, dan mempertahankan hidup. Dari segi
cara pengisian, waktu luang adalah waktu yang dapat diisi dengan kegiatan
pilihan sendiri atau waktu yang digunakan dan dimanfaatkan sesuka hati. Dari
sisi fungsi, waktu luang adalah waktu yang dimanfaatkan sebagai sarana
mengembangkan potensi, meningkatkan mutu pribadi, kegiatan terapeutik bagi yang
mengalami gangguan emosi, sebagai selingan dan hiburan, sarana rekreasi, sebagai
kompensasi pekerjaan yang kurang menyenangkan, atau sebagai kegiatan
menghindari sesuatu.
2.
Menurut
Chris Bull dalam bukunya yang berjudul an introduction to leisure studies
menjelaskan pengertian waktu luang adalah jika seseorang sedang tidak bekerja,
maka ia memiliki waktu luang. Dengan kata lain: waktu luang=tidak bekerja.
3.
Berdasarkan
teori yang dikemukakan oleh Tolrkildsen Gorge (1992) dalam bukunya Leisure and
Recreation Management, waktu luang dimulai sejak revolusi industri yang terjadi
di abad ke 20, hingga kini telah tercatat beragam defenisi mengenai waktu
luang, antara lain:
1. Waktu luang sebagai waktu
2. Waktu luang sebagai aktivitas
3. Waktu luang sebagai suatu suasana hati atau sikap mentalyang positif
4. Waktu luang sebagai sesuatu yang memiliki arti yang luas
5. Waktu luang sebagai suatu cara untuk hidup
1. Waktu luang sebagai waktu
2. Waktu luang sebagai aktivitas
3. Waktu luang sebagai suatu suasana hati atau sikap mentalyang positif
4. Waktu luang sebagai sesuatu yang memiliki arti yang luas
5. Waktu luang sebagai suatu cara untuk hidup
B. Self-directed
Changes
a. Bagaimana cara meningkatkan kontrol diri
Mendasarkan diri pada kesadaran bahwa pada setiap manusia
memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan kondisi yang
dimiliki setiap manusia. Itu dapat terjadi sebagai akibat perubahan dalam
struktur kognitif yang dihasilkan oleh perubahan struktur kognitif itu sendiri
atau perubahan kebutuhan juga adanya motivasi internal serta belajar yang
efektif.
b. Bagaimana cara menetapkan suatu tujuan
Dimaksudkan untuk menjaga individu agar tetap tertuju pada
proses pembelajaran, dalam arti dapat mengetahui dan mampu secara mandiri
menetapkan mengenai apa yang ingin dipelajari dalam mencapai kesehatan mental,
serta tahu akan kemana tujuan hidupnya, cakap dalam mengambil keputusan dan
mampu berpartisipasi di masyarakat dan akan mampu mengarahkan dirinya.
c. Bagaimana menyusun konsekuensi yang efektif
Pemahaman dalam arti sehat mental dapat menentukan perubahan
pada individu dalam melakukan mobilitas untuk melakukan segala sesuatu
aktifitas – aktifitas yang dilakukan oleh manusia, dalam menanggapi stimulus
lingkungan, yang meliputi aktivitas motoris, emosional, dan kognitif dalam
mencapai kematangan mental.
d. Bagaimana menerapkan perencana intervensi
Membawa perubahan, tentunya pada perubahan yang lebih baik.
Dalam arti pemahaman nilai-nilai, karakter / watak, dan cara-cara berperilaku
secara individual. Dalam arti kita harus lebih memahami cara berperilaku pada
kegiatan proses pembentukan watak dan pembelajaran secara terencana.
e. Apa saja yang dilakukan dalam tahap evaluasi
Evaluasi adalah
proses penilaian. Dalam perusahaan, evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan efektifitas strategi yang digunakan dalam
upaya mencapai tujuan perusahaan. Data yang diperoleh dari hasil
pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisis situasi program berikutnya.
Dalam mengadakan sebuah proses
evaluasi, terdapat beberapa hal yang akan dibahas yaitu apa yang menjadi
bahan evaluasi, bagaimana proses evaluasi, kapan evaluasi diadakan, mengapa
perlu diadakan evaluasi, dimana proses evaluasi diadakan, dan pihak yang
mengadakan evaluasi. Hal yang perlu dilakukan evaluasi tersebut adalah
narasumber yang ada, efektifitas penyebaran pesan, pemilihan media yang tepat
dan pengambilan keputusan anggaran dalam mengadakan sejumlah promosi dan
periklanan. Evaluasi tersebut perlu diadakan dengan tujuan untuk menghindari
kesalahan perhitungan pembiayaan, memilih strategi terbaik dari berbagai
alternatif strategis yang ada, meningkatkan efisiensi iklan secara general, dan
melihat apakah tujuan sudah tercapai. Di sisi lain, perusahaan kadang-kadang
enggan untuk mengadakan evaluasi karena biayanya yang mahal, terdapat
masalah dengan penelitian, ketidaksetujuan akan apa yang hendak dievaluasi,
merasa telah mencapai tujuan, dan banyak membuang waktu.
Secara garis besar, proses
evaluasi terbagi menjadi di awal (pretest) dan diakhir (posttest).
Pretest merupakan sebuah evaluasi yang diadakan untuk menguji konsep dan
eksekusi yang direncanakan. Sedangkan, posttest merupakan evaluasi
yang diadakan untuk melihat tercapainya tujuan dan dijadikan
sebagai masukan untuk analisis situasi berikutnya.
Sumber :
1) http://pendidikanjasmani13.blogspot.com/2013/02/pengertian-rekreasi-dan-waktu-luang.html
2) http://anyoo.blogspot.com/2011/05/nilai-pekerjaan.html
3) http://www.tatsachen-ueber-deutschland.de/id/masyarakat/inhaltsseiten/kompakt/pekerjaan-dan-waktu-luang.html?type=1
4) http://kurniawan008.wordpress.com/2012/04/26/mengubah-sikap-terhadap-pekerjaan/
5) http://arie5758.blogspot.com/2011/10/pengaruh-kepribadian-terhadap-bidang.html#axzz2UmCvIMMi
7) R. Tickle, Naomi. 2012. Cara
Cepat Membaca Wajah. Jakarta : Ufuk Press
SAP Kesehatan Mental 2012.
SAP Kesehatan Mental 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar