Selasa, 04 Maret 2014

Tugas Portofolio 1 Psikoterapi



I.   Pengantar
1.      Pengertian Psikoterapi
Psikoterapi berawal dari upaya menyembuhkan pasien yang menderita penyakit jiwa. Psikoterapi adalah perawatan dan penyembuhan gangguan jiwa dengan cara psikologis. Istilah tersebut mencakup berbagai teknik yang kesemuanya dimaksudkan membantu individu yang emosinya terganggu untuk mengubah perilaku dan perasaannya, sehingga mereka dapat mengembangkan cara yang bermanfaat dalam menghadapi orang lain.
2.      Tujuan Psikoterapi

a.      memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar
b.      mengurangi tekanan emosional
c.       mengembangkan potensi klien
d.      mengubah kebiasaan
e.      memodifikasi struktur kognisi
f.        memperoleh pengetahuan tentang diri
g.      mengembangkan kemampuan berkomunikasi & hubungan interpersonal
h.      meningkatkan kemampuan mengambil keputusan
i.        mengubah kondisi fisik
j.        mengubah kesadaran diri
k.       mengubah lingkungan sosial

3.      Unsur-unsur Psikoterapi
Menurut masserman ada 7 parameter pengaruh dasar yang mencangkup yang laim pada jenis psikoterapi yaitu
a.      Peran sosial (martabat) psikoterapis
b.      Hubungan persekutuan
c.       Hak
d.      Retropeksi
e.      Rehabilitasi
f.        Resosialisasi
g.      Rekapitulasi
h.      Perbedaan Psikoterapi dan Konseling

4.      Perbedaan Psikologi dan Konseling
Dalam pemberian bantuan konseling lebih memberi dorongan dengan cara mencurahkan pengalamanya kepada psikolog sedangkan psikoterapi lebih jelas dan memberikan pemahaman secara rekontruksi yang memiliki tahapan tergantung pada kasus yang di alami oleh klien. Konseling cara penanganan lebih ke terapi humanistik dan psikoterapi melalui terapi behavioristik / psikoanalisis dan pengobatan medis. Konseling pada umumnya menangani orang normal, sedangkan psikoterapi terutama menangani orang yang mengalami gangguan psikologis. konseling lebih edukatif, sportif, berorientasi, sadar, dan berjangka pendek sedangkan psikoterapi lebih rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi tak sadar, dan berjangka panjang. konseling lebih terstruktur dan terarah pada tujuan yang terbatas dan konkret sedangkan psikoterpai sengaja dibuat lebih ambigu dan memiliki tujuan yang berubah-ubah serta berkembang terus.
5.      Pendekatan terhadap Mental Illnes

a.      Terapi Psikoanalisis (Psikodinamika)
Membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual. Tujuannya adalah agar klien menyadari apa yang sebelumnya tidak disadarinya.
b.      Terapi Behavioral
Manusia bertindak secara otomatis karena membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi). Dalam hal ini berkaitan dengan classical conditioning (Ivan Pavlov) yang menggunakan anjing sebagai percobaannya, ketika anjing menekan bel muncul makanan dan air liur. Selain itu juga operant conditioning (B.F Skinner) yang menggunakan tikus sebagai percobaannya.
c.       Terapi Humanistik
Sebuah pendekatan umum terhadap perilaku manusia yang menekankan pada keunikan, keberhargaan, dan nilai tujuan pribadi. Terapi humanistic adalah terapi yang dimaksudkan untuk menangani manusia secara menyeluruh.
d.      Terapi Kognitif
Perilaku manusia dipengaruhi oleh pikirannya. Terapi ini lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku. Tujuan terapi ini adalah mengubah pola piker dengan cara meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional.

6.      Bentuk Utama Terapi

a.      Teknik Terapi Psikoanalisa
Terapi ini menekankan fungsi pemecahan masalah dari ego yang     berlawanan dengan impuls seksual dan agresif dari id.
b.      Teknik Terapi Perilaku
Terapi yang menggunakan prinsip belajar untuk memodifikasi perilaku individu. Antara lain: desensitisasi, flooding, penguatan sistematis, pemodelan, dan regulasi diri yang melibatkan pemantauan dan pengamatan perilaku diri sendiri.
c.       Teknik Terapi Kognitif
Prinsip utama dari terapi ini adalah fokus pada kemampuan pasien untuk mengembangkan cara berpikir melalui cognitive style. Tujuannya adalah mengajarkan pada pasien bagaimana menerapkan pola piker dan perilaku yang tepat, sehingga dapat membantu mereka membuang pemikiran yang menyimpang atau maladaptif.
d.      Teknik Terapi Humanistik
Membantu individu menyadari diri yang sesungguhnya dan memecahkan masalah mereka dengan intervensi terapis yang minimal (client-centered therapy). Terapi tersebut percaya bahwa karakteristik terapi yang penting untuk kemajuan dan eksplorasi diri klien yaitu empati, kehangatan, dan ketulusan.

II.                  Terapi Psikoanalisa
1.                  Konsep Dasar Teori Psikoanalisa Tentang Kepribadian
Sigmund Freud mengemukakan bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious). Topografi atau peta kesadaran ini dipakai untuk mendiskripsi unsur cermati (awareness) dalan setiap event mental seperti berfikir dan berfantasi. Sampai dengan tahun 1920an, teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan ketiga unsur kesadaran itu. Baru pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain, yakni id, ego, dan superego.
a.      Kesadaran
Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut Freud, hanya sebagian kecil saja Bari kehidupan mental (fikiran, persepsi, perasaan dan ingatan) yang masuk kekesadaran (consciousness).
b.      Struktur Kepribadiaan
1.      Kesadaran dan ketidaksadaran
Pemahaman tentang kesadaran dan ketidaksadaran manusia merupakan salah satu sumbangan terbesar dari pemikiran Freud. Menurutnya, kunci untuk memahami perilaku dan problema kepribadian bermula dari hal tersebut. Ketidakasadaran itu tidak dapat dikaji langsung, karena perilaku yang muncul itu merupakan konsekuensi logisnya. Sedangkan kesadaran itu merupakan suatu bagian terkecil atau tipis dari keseluruhan pikiran manusia.
2.      Kecemasan
Kecemasan ini menurutnya berkembang dari konflik antara sistem id, ego dan superego tentang sistem kontrol atas energi psikis yang ada. Fungsinya adalah mengingatkan adanya bahaya yang datang.
3.      Mekanisme pertahanan ego
Untuk menghadapi tekanan kecemasan yang berlebihan, sistem ego terpaksa mengambil tindakan ekstrim untuk menghilangkan tekanan itu. Tindakan yang demikian itu, disebut mekanisme pertahanan, sebab tujuannya adalah untuk mempertahankan ego terhadap tekanan kecemasan. 
a.      Id
Id adalah sistem kepribadian yang asli, dibawa sejak lahir. Dari id ini kemudian akan muncul ego dan superego. Saat dilahirkan, id berisi semua aspek psikologik yang diturunkan, seperti insting, impuls dan drives.
b.      Ego
Ego berkembang dari id agar orang mampu menangani realita, sehingga ego beroperasi mengikuti prinsip realita (realityprinciple), usaha memperoleh kepuasan yang dituntut Id dengan mencegah terjadinya tegangan barn atau menunda kenikmatan sampai ditemukan objek yang nyata-nyata dapat memuaskan kebutuhan.
c.       Superego
Superego adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian, yang beroperasi memakai prinsip idealistik (idealisticprinciple) sebagai lawan dari prinsip kepuasan Id dan prinsip realistik dad Ego. Superego berkembang dari ego, dan seperti ego dia tidak mempunyai energi sendiri.

2.      Unsur-unsur Terapis

a.      Munculnya masalah/gangguan, Psikoterapi berupaya untuk memunculkan penyebab masalah atau gangguan itu muncul melalui intervensi yang ditinjau dari lingkungan, kepribadian, faktor ekonomi, afeksi, komunikasi interpesonal dan lain sebagainya. Dengan usaha lebih mengenal penyebab gangguan itu muncul klien dapat memperkuat diri agar terhindar dari resiko yang tinggi dengan modifikasi interaksi terhdap lingkungannya.
b.      Tujuan psikoterapi :
 a). Memperkuat motivasi untuk melakukan hal-hal yg benar.
b). Mengurangi tekanan emosi melalui kesempatan untuk mengekspresikan perasaan yg mendalam
c). Membantu mengembangkan potensi
d). Mengubah kebiasaan, memberi kesempatan perubahan perilaku (menyiapkan situasi belajar baru)
e). Mengubah struktur kognitif individu f). Meningkatkan pengetahuan & pengambilan keputusan
 g). Meningkatkan pengetahuan diri atau insight h). Meningkatkan kualitas hubungan sosial i). Mengubah lingkungan sosial
f). Mengubah proses somatik supaya mengurangi rasa sakit
 g). Mengubah status kesadaran untuk mengembangkan kesadaran, kontrol dan kreativitas diri
c.       Peran terapis, Goodstein (1972) juga menyebut peran terapis sebagai pemberi perkuatan. Menurut Goodstein (hlm. 274), “peran konselor adalah menunjang perkembangan tingkah laku yang secara sosial layak dengan secara sisternatis memperkuat jenis tingkah laku klien semacam itu”. Minat perhatian, dan persetujuan (ataupun ketidakberminatan dan ketidaksetujuan) terapis adalah penguat – penguat yang hebat bagi tingkah laku klien.

3.      Teknik-teknik terapi

a.      Free association, salah satu alat untuk “open the door” ke : keinginan, fantasi, pikiran, perasaan, konflik, motivasi yang tidak disadari. prosedur :
a). pasien rileks duduk / berbaring di sofa (“couch”)
b.) mengatakan apapun yang ada di pikiran (tanpa sensor).
(diinterpretasi sbg ekspresi simbolik dari pikiran2 & perasaan2 yg direpres) tugas terapis : mendengarkan, mencatat, menganalisis /menginterpretasi bahan yang direpres, memberitahu / membimbing pasien memperoleh insight (dinamika yang mendasari perilaku yang tidak disadari)
b.      Analysis of transference, pasien “displace” perasaan2 (love/hate) terhadap significant other (seringkali orang tua), kepada terapis terjadi ketika muncul konflik/ kebutuhan /dorongan masa lalu (cinta, benci, seksualitas, penolakan) & dibawa ke masa sekarang (terhadap terapis), tugas terapis : menginterpretasi/menganalisis, membuat pasien memperoleh insight (dapat membedakan fantasi – realitas, masa lalu – sekarang, menyadari dorongan2 yang tidak disadarinya), membantu pasien mengatasi konflik2 lama yang menghambat dirinya (mampu : mengatasi mispersepsi, mis-interpretasi, mengevaluasi kecemasan / dorongan yang tidak realistik, membuat keputusan yang realistik & matang).
c.       Analisis resisten, sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tidak disadari. Selama asosiasi bebas dan analisis mimpi, klien dapat menunjukkan ketidak sediaan untuk menghubungkan pikiran, perasaan, dan pengalaman tertentu. Freud memandang bahwa resistensi dianggap sebagai dinamika tak sadar yang digunakan oleh klien sebagai pertahanan terhadap kecemasan yang tidak bisa dibiarkan, yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas dorongan atau perasaan yang direpres tersebut (Corey, 1995). Dalam proses terapi, resistensi bukanlah sesuatu yang harus diatasi, karena merupakan perwujudan dari pertahanan klien yang biasanya dilakukan sehari-hari. Resistensi ini dapat dilihat sebagai sarana untuk bertahan klien terhadap kecemasan, meski sebenamya menghambat kemampuannya untuk menghadapi hidup yang lebih memuaskan (Corey, 1995).
d.      dream analysis, mimpi -à “royal road” to the unconscious: membuka bahan2 (keinginan, dorongan) / masalah2 yg tidak disadari, sebagai “symbolic wishfulfillment”. Proses : tidur — MPE (terutama represi) lemah — dalam mimpi : muncul ke permukaan / keluar halus (simbol) — diceritakan